RSS
Diberdayakan oleh Blogger.

Kisah di Sekolah


Aku merindukan bangku sekolah…

Saat guru sedang marah dan memberi hukuman karena tidak mengerjakan PR. Suasana kelas yang super rebut seperti pasar. Bercerita atau berfoto-foto ria saat tidak ada pelajaran, hingga tugas pun terabaikan. Serta mengeluarkan jurus jitu rayuan maut ketika guru berkata, “Siapkan selembar kertas untuk ulangan!”. Lalu serentak kami menjawab, “Belum siap Bu, kita belum belajar. Minggu depan saja ya.” Sungguh alasan yang konyol. Karena tugas seorang pelajar adalah belajar, bukan pacaran atau berkelana di dunia maya. Ya beginilah remaja Indonesia. Hampir setiap waktunya habis terbuang sia-sia dengan kegiatan yang tidak berguna. Tak dapat dipungkiri jika yang merangkai kalimat-kalimat ini juga seperti itu adanya.

Aku masih ingat saat itu…

Saat melarikan diri jika ada remidi. Makan di kantin atau sekedar nongkrong meski jam pelajaran sudah berjalan. Seolah tak peduli dengan guru yang mungkin sedang menunggu sendiri di dalam kelas, kita tetap asyik dengan kegiatan di kantin. Mungkin karena malas pada guru yang selalu membosankan atau yang suka memberi tugas seabrek tanpa diterangkan. Hingga datanglah sosok tinggi besar dan paling ditakuti di sekolah ini. Ia berteriak dengan suara lantang untuk mengusir siswa yang masih tingal di kantin. Dialah guru ketertiban yang bermuka garang. Alhasil, semua siswa lari terbirit-birit entah kemana tujuannya. Yang jelas mereka dapat kabur dari guru killer agar tak dapat omelan apalagi hukuman.

Setiap malam sebelum tidurku…

Aku selalu membayangkan masa-masa indah bersama teman-teman. Teman adalah segalanya bagiku. Terkadang, aku lebih percaya pada teman dari pada orang tuaku. Bukan berarti aku tidak mempercayai ayah dan ibu, tetapi aku lebih nyaman berbagi keluh kesah pada seorang teman. Teman memang lebih sensitive. Ia lebih jeli memperhatikan tingkah laku kita. Ia akan segera tahu kalau kita sedang gelisah, sedih, kecewa atau marah. Sebaik apapun akting kamu, teman pasti mengetahui apa yang kamu rasakan. Teman tak bisa dibohongi saat kita tersenyum bak malaikat tak berdosa sembari berkata, “Nggak ada masalah apa-apa kok. Aku baik-baik saja.”. Dan teman pun tak mau kalah. Ia terus memaksa hingga kita angkat bicara. Teman memaksa bukan karena ia marah atau sok pengen tahu tetapi karena teman itu peduli. Ia hanya ingin memastikan jika kita baik-baik saja. Kalaupun ada masalah, mereka tak ragu untuk turun tangan membantu menyelesaikannya. Jika kita marah, teman akan menenangkannya. Jika kita sedih, teman juga larut dalam kesedihan kita. Jika kita kecewa, teman selalu menguatkan kita. Namun jika kita bahagia, teman terlupakan oleh kita. Ya begitulah faktanya yang lebih dari 90% dijamin kebenarannya. Tenag saja, te,an sejati tidak akan menjahui kita. Ia selalu mengerti dan memahami tanpa pamrih.

Aku seperti orang gila…

Tersenyum sendiri, bahkan tertawa tak bias terhenti. Padahal tak ada siapa-siapa di sini. Hanya ada aku dan kenanganku. Ya, kenanganku bersama teman-teman. Akan slalu ku jaga ikatan di antara kita. Dan kenangan-kenangan itu, akan slalu tersimpan di memori ingatanku. Aku sayang kalian temaaaaaaaaaannn………………..!!!!!!! :)


Ditulis oleh pelajar yang tidak nakal dan tidak pintar.
9 Maret 2011, 18.59 WIB, saat merindukan teman di sekolah.


Thanks to :
Allah SWT yang Maha Segalanya
Ibu yang melahirkanku
Ayah yang menafkahiku
ARMAGA yang menjadi inspirasiku

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Anonim mengatakan...

apiiikkk tennaaannn....
keren sai...
makin cinta deee...
wkwkwkwkk....
:D :D :D

Posting Komentar

Zhila And Friends :)